Selasa, 28 Februari 2012

Fei Lun Hai Fanfiction - Setelah "itu" Terjadi

Title         : Setelah “itu”  Terjadi 
Author   : Ariek Chun-AzzuraChunniess
Genre      : Friendship
Cast         : Keempat member Fei Lun Hai
Wu Chun
Yan Ya Lun
Wang Da Dong
Chen Yi Ru


      Pagi menjelang. Matahari bersinar hangat mengusir kegelapan malam. Tampak Ya Lun keluar dari kamarnya lengkap dengan piyama tidur dan rambut acak-acakan.

       Begitu membuka pintu matanya menyapu seluruh ruang tengah. Biasanya, pagi-pagi begini ruangan itu dipenuhi bungkus-bungkus makanan, kulit kacang di mana-mana, stik game bergelut di lantai, juga botol-botol minuman tumpang tindih . Tapi kini dilihatnya rungan itu begitu bersih dan rapi.

        “Haaah…..” Ya Lun menghela nafas panjang setelah sadar dengan apa yang sudah terjadi.
Seperti biasa, begitu keluar dari kamar Ya Lun akan segera menuju ke dapur. Namun matanya menangkap sesuatu yang janggal.

       Kompor listrik yang biasanya pagi-pagi menyala, kini mati. Serpihan sayur di meja dapur, kini tiada. Dentingan pisau dan pengaduk yang bergelut dengan wajan penggorengan, kini bisu.

        Ya Lun diam terpaku di pintu dapur menikmati keheningan.

        “Apa yang kau lihat?” Tegur Yi Ru dari belakang

        Ya Lun Menoleh.

        Hening.

        Yi Ru menghampiri Ya Lun, lalu memegang pundak Ya Lun, seolah berkata “tenanglah….”

        “Sekarang, aku harus manja sama siapa lagi?” kata Ya Lun menunduk

         Yi Ru tersenyum hambar, merasa lucu mendengar ucapan Ya Lun, sekaligus miris.

        “Minggir kalian semua..!” Seru Da Dong dari belakang. Ya Lun dan Yi Ru seketika menoleh. “Aku yang akan masak!” tegas Da Dong

         Da Dong berjalan tegak memasuki dapur. kemudian memanggil celemek yang tergantung di samping pintu dapur. Memuka lemari es, kemudian mengeluarkan kubis, wortel, lobak, susu kotak, juga apel dan jeruk, lalu menaruhnya di atas meja dapur. Ya Lun dan Yi Ru tidak bergerak mengamati tingkah Da Dong.

         “Kau akan memasak apa dengan semua itu?” tanya Ya Lun

         “Tidak… Aku mengeluarkan semua ini untuk memudahkan aku mencari mie instant di dalam lemari es..” jawab Da Dong sambil terus membongkar isi lemari es

        “Kau tidak akan menemukan mie instant di dalam sana, Chun tidak suk mie instant…” cegah Yi Ru

        “Benarkah?” Da Dong terperangah, “padahal aku hanya bisa masak itu..”

         “Eh, kau buat nasi goreng saja, kau bisa kan?” Ujar Ya Lun

        “Wah …. benar juga..”

          Da Dong kembali berseri. Denga sigap tangannya menagnbil wajan dan  pisau

         Tiba-tiba Da Dong berhenti bergerak. Wajahnya terlihat sedang memikirkan sesuatu.

        “Ada apa?” tanya Yi Ru

        “Berasnya di mana?”

        “…ya di tempatnya”

        “iya…. tapi di mana?”

        “Ya Lun, Yi Ru, dan Da Dong mencari tempat beras di setiap sudut dapur. Lemari dapur sudah diobrak-abrik, tapi tetap tidak ditemukan.

         “Aduh….. di mana?” keluh Da Dong

         “Entahlah…..” jawab Ya Lun sambil terus mencari

        “Tega sekali kita, 5 tahun tinggal bersama tapi tidak tahu Chun meletakkan tempat beras di mana…” kata Yi Ru

          “Bagi Chun dapur adalah ruang kerja keduanya setelah GYM” Celetuk Da Dong

           10 menit berlalu, Ya Lun mulai kepayahan. ” Aduh……. udah deh….. aku capek….”

          “Pagi-pagi begini biasanya kita sudah duduk manis di depan meja makan…”

         Ketiganya menatap meja makan, membayangkan kenangan manis yang pernah dilalui bersama. Calvin menuangkan minuman ke gelasnya, Ya Lun duduk manis menghadap pirig sembari tangan kanan memegang garpu, dan tangan kiri memegang sendok; sementaa Da Dong sambil membenarkan letak headset di telinganya menfambil sebutir bola-bola telur. Jika sudah begini Chun akan berteriak, “Heeeii….. Da Dong, berhentilah mengambil lauknya,,, nanti habis..”

         Ya Lun menatap kosong ke arah meja makan, “uhh, setiap pagi kta akan kelaparan..”

         “sudah…. diamlah Ya Lun, setiap pagi aku akan memesankan makanan untukmu..” kata Da Dong menenangkan

          “kau? bangun pagi saja baru kali ini.. Kau mau memesankan makan pagi apa makan siang?” balas Ya Lun
          “sudah…. pagi-pagi kenapa ribut..?” lerai Yi Ru

          “Ini masalah penting Yi Ru,,,, Ini masalah antara hidup dan  mati. Jika begini terus, aku tidak bisa tumbuh..” jawab Ya Lun bingung

          “Kau berlebihan Ya Lun..” jawab Yi Ru

           “Tidak..” sahut Da Dong, “Ya Lun benar. Seharusnya kita menjaga kesehatan Ya Lun dengan sebaik-baiknya. Dia saudara bungsu kita…” Da Dong meratap.

          Da Dong kembali masuk ke dapur, lalu berlutut di depan kompor listrik.. “Ya Tuhan…..Tolong jangan biarkan kami kelaparan. Berilah petunjuk, dimana kiranya tempat beras berada….!!” Seru Da Dong

         “Untuk apa kau bertanya pada kompor listrik?” jawab seseorang dari belakang

          Da Dong menoleh

          Yi Ru menoleh.

         Ya Lun menoleh.

         Seketika ketiganya terperanjat melihat sesosok tubuh tegak berdiri di depan mereka.

        “CHUN…??!!!!” teriak Ya Lun, Yi Ru dan Da dDong bersamaan.

        “K, kau…? kau benar-benar Wu Chun..?” Tanya Yi Ru tidak percaya.

         Ya Lun mennghampiri Chun. Dengan mulut mnganga dan mata terbuka lebar, Ya Lun memegang kedua pundak Chun. “Chun……” panggil Ya Lun dengan suara bergetar. Kini tangan Ya Lun berpindah memegangi pipi Chun, seolah-olah seorang ibu yang sudah 10 tahun lamanya tidak bertemu.

         Chun terkejut, “Ya Lun, kau masih normal kan..?”

        “A….a …. ble…kwe,,,qte,,,keo#(&*^$#….” mulut Ya Lun mengeluarkan kata-kata tidak jelas.

          Sementara Chun disibukkan dengan Ya Lun yang terus memegangi wajahnya, kini giliran Da Dong berdiri mendekti Chun, lalu memegangi tangan Chun.

         “D, Da Dong…” kata Chun bingung.

          Yi Ru yang masih diselimuti ketidakpercayaan akan kedatangan Chun, juga mendatangi Chun dan memegang tangan Chun yang satunya.

           “Y, Yi Ru….? He, Hei….” kata Chun terbata-bata. Namun ketiga kawannya tidak mendengarkannya, Chun kebingungan melihat tingkah kawan-kawannya.

              “Aduuuh,,,, kalian mau memperkosaku apa?! Lepaskan! Aku geli..!” teriak Chun sambil melepaskan diri dari cengkraman ketiga kawannya.

            Ya Lun, Yi Ru dan Da Dong terhentak ke belakang setelah didorong Chun. Chun tambah kebingungan melihat kelakuan kawan-kawannya. Ekspresi ketiganya lebih mirip singa kelaparan.

           “Kalian kenapa sih?” tanya Chun

            “Kau kembali Chun??” tanya Yi Ru

           “Ehm… ya, aku akan tinggal di sini sementara aku sibuk syuting. Syuting filmku kan di sini, jadi ya aku tinggal di sini saja sementara waktu.” jelas Chun sambil melepas jaketnya, “Semalam aku tertidur di tempat promo. Subuh baru terbangun, terus aku langsung pulang…. Huft, badanku pegal sekali…”

         Ya Lun, Yi Ru dan Da Dong tidak bersuara.

         “Kalian kenapa sih? salah makan apa kalian?” tanya Chun heran

          “Aaaaa………!” teriak Ya Lun

         “Chuuuuuunn…..!” teriak Yi Ru

          “My Angeeeeeeeeellll…….!” teriak Da Dong. Seketika ketiganya menghempaskan diri ke tubuh Chun. Mereka memeluk Chun erat sambil berlinangan air mata.

          “tak kusangka kau kembali Chun…!!”kata Yi Ru senang sambil terus memeluk Chun.

          “Aaaaah…… akhirnya ada yang merawatku lagi…..” seru Ya Lun

         “Hahaha….. akhirnya aku tidak akan dipenjara karena membuat Ya Lun mati kurus…!”jeri Da Dong senang.

          Chun tersenyum melihat tingkah kawan-kawannya, “hmm….. sebegitu takutkah kalian?”

         Semakin lama pelukan Ya Lun, Yi Ru dan Da Dong semakin erat.

         “Heei….. sudahlah…. temu kangennya sudah selesai. Aku tidak bisa bernafas.. kalian mau membuatku pergi selamanya apa?” kata Chun terengah-engah.

         Karena dikerubuti 3 badan kawannya yang biarpun tidak gemuk tapi sangat berat itu, akhirnya Chun tumbang ke belakang.

        Bruuaakkk!!! ketiganya saling tumpang tindih di lantai.

        “Au ..! Ya Lun, kakiku..!”keluh Chun kesakitan

        “Hei, Da Dong, singkirkan lengan besarmu itu dari kepalaku..!” teriak Ya Lun

        “Aaahh..! jariku, jariku Chun! Geser sedikit kepalamu…! jariku kejepit……” teriak Yi Ru.

         “Au…… bokongkuu,,,,,!” jerit Da Dong.

        “Terserah apa yang kalian rasakan, menyingkirlah dari atas tubuhku sekarang juga !” teriak Chun
Ya Lun menggulingkan badannya ke samping. Keempatnya terdiam berbaring di lantai sambil menatap langit-langit rumah. Detik kemudian keempatnya tertawa terbahak-bahak bersama-sama.

         “Hahahaha….. kalian bodoh sekali..!” tawa Da Dong

          “Kau yang bodoh! Untuk apa kau tadi berlutut di depan kompor listrik?” bantah Yi Ru

          “Ini gara-gara Ya Lun lebbay….” bela Da Dong.

           “Aku? Aku tidak menyuruhmu berlutut di depan kompor kan?”

           “Hahahaha! kalian semua sama-sama bodohnya….!” tawa Chun

          “Ini semua gara-gara kau Chun!” balas Da Dong

         “Ah, kalian saja yang tidak mau menghubungiku….” jawab Chun….

          “hahaha….”

         “Oh ya Chun, tempat beras kau taruh di mana?” tanya Da Dong kemudian.

          “Ku taruh di kamarku. Soalnya di dapur rawan tikus, jadi aku menyimpannya di kamarku….”

          “Alaaah…. bilang saja kalau kau ingin memakannya diam-diam tengah malam…” sahut Yi Ru.

         “Kau pikir ku ayam apa suka makan beras mentah?”

         “Jangan sok tidak mau…. Kau itu apa saja mau Chun…..”balas Ya Lun

         “Hahaha…. kau kan rajanya makan..”

         “kalian juga….”

          “Ah, tidak….. kau yang begitu….”

         “haha…..”

——————————
kalian memang tak satu grup lagi. Tapi kalian tetap empat sekawan. :)
——-Don’t be a silent readers.——–
give your comment.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar