Sabtu, 26 Mei 2012

A Conflict [part three]

Judul      : Fei Lun Hai Story ----> A Conflict

Author    :Ariek Chun-AzzuraChunniess

Genre     : Kesetiakawanan

Main Cast : Wu Chun
Wang Da Dong
Chen Yi Ru
Yan Ya Lun

Cast :
Tong Li Ya
Yang Cheng Lin

Disclaimer :
FF ini saya buat dengan segenap hati atas dasar kecintaan saya pada keempat pria yang tergabung di Boyband Fei Lun Hai. keterenyuhan hati saya akan kesetiakawanan mereka. Jika kalian suka silakan copy FF ini kemudian save di disc kalian. :).... tapi mengaku2 bahwa FF ini yg membuat kalian adalah terlarang. *dilempar dari atas gedung*


###############################

            Da Dong mengemudikan mobilnya dengan perasaan tidak menentu.

            “Hancur sudah citraku di depan Li Ya~” sesal Da Dong.

            Sesampainya di rumah Da Dong langsung berjalan menuju ruang berlatih, tempat kawan-kawannya sedang berkumpul.

            Bruakk! Terdengar suara hantaman pinta cukup keras. Chun, Yi Ru dan Ya Lun seketika menoleh ke arah pintu masuk.

            “Da Dong?” gumam Ya Lun.

             “Bisa pelan-pelan tidak sih?” gerutu Chun mengingatkan.

            “Ini semua gara-gara kau, Chun!” tiba-tiba Da Dong mnyemburkan emosinya di depan kawan-kawannya.

             Ya Lun dan Yi Ru berdiri kaku mendengar bentakan Da Dong. Sementara Chun menatap tidak mengerti ke arah Da Dong yang tiba-tiba tersulut emosi. Da Dong menghampiri Chun dengan amarah meluap-luap.

             “Bagaimana bisa jasku tertukar dengan jasmu??!!” Tanya Da Dong tegas.

            “Kau pikir aku sengaja menukarnya?” bantah Chun tidak terima.

            Melihat Da Dong dan Chun bersihtegang Ya Lun dan Yi Ru menghampiri keduanya.

            “Hei, sudahlah~….” Ujar Ya Lun.

             “Kencanku dengan Li Ya jadi berantakan!” Da Dong masih meneruskan emosinya.

          “Jasmu sampai sekarang masih tergantung di kamar mandi. Kau saja yang tidak hati-hati mengambilnya.” Kata Chun dengan nada tinggi.

           “Lalu kenapa tadi kau tidak mengangkat teleponku?! Kau juga Ya Lun!” Da Dong menolehkan wajahnya ke arah Ya Lun, “Kemana kalian saat aku sangat membutuhkan kalian?!!” lanjut Da Dong.

           “Tadi Produser Tian datang ke sini, aku dan Ya Lun yang menemuinya. Kau jangan seenak menuduh kami tidak peduli!” jelas Chun ikut tersulut emosinya.

           “Sudah Da Dong, sebaiknya kau ke kamar saja. Kau terlihat letih.” Kata Yi Ru melerai.

           “Diam! Aku harus menyelesaikannya sekarang juga!” Da Dong masih berkeras kepala.

           “Lagi pula, kenapa kau tidak pinjam saja uang Li Ya?”

           Sorot mata Da Dong semakin merah menyorotkan amarah yang meluap-luap.

            “Kau tidak mengerti, Chun! Kau pikir pantas aku pinjam uang ke dia?!  Aku yang mengajaknya, jadi aku yang harus membayarnya!”

           “Kau tak dibayar! Kau hanya pinjam!!”

          “Agh!! Diam kau! Kau tidak becus dalam hal seperti ini, kau tidak mengerti!”

           “Apa kau bilang??!”

           Chun mengepalkan tangannya bersiap menghantamkannya ke wajah Da Dong. Da Dong tak kalah emosi, tangannya mencoba meraih kerah switer Chun namun segera ditahan oleh Yi Ru. Sementara Ya Lun dengan sekuat tenaga memeluk Chun dan menariknya ke belakang.

           “Sudah!! Kalian kekanak-kanakkan??!”  bentak Yi Ru.

          “Dia itu yang kekanak-kanakkan!” Bantah Da Dong sambil mengarahkan telunjuknya ke arah Chun.

          “Jaga Bicaramu!!” Chun meringsek maju ke arah Da Dong.

           “Sudaaaahh~!” jerit Ya Lun sambil sekuat tenaga menahan tubuh Chun. Sementara Yi Ru memelintir tangan Da Dong ke belakang mencegahnya memukul Chun.

           “Lepaskan aku, Yi Ru!!” berontak Da Dong.

            Duaagh!

             Kepalan tangan Yi Ru mendarat di pipi kanan Da Dong membuat Da Dong terpelanting ke arah kiri. Chun dan Ya Lun diam terkejut.

           “Hanya karena gengsi kau bertingkah seperti ini pada kawanmu sendiri??!” bentak Yi Ru.

           Da Dong meringis kesakitan sambil memegangi pipinya. Yi Ru jongkok mendekati Da Dong.

           “Maaf. Aku terpaksa melakukannya. Jika tidak begini kau tidak akan berhenti.” Kata Yi Ru merendahkan suaranya. Dikeluarkannya sebuah sapu tangan dari sakunya, kemudian perlahan mengusap darah yang menetes dari sudut bibir Da Dong.

            Da Dong diam tak bergerak. Dibiarkannya Yi Ru membersihkan bibirnya. Kepalanya serasa mau pecah.

           “Sampai kapan kau mau memelukku?” Tanya Chun mengejutkan lamunan Ya Lun.

           “Ah~ iya lupa..” Ya Lun melepaskan lilitan tangannya dari perut Chun.

           Da Dong melemparkan tatapan mata sinis ke arah Chun.

          “Ck..” desis Chun. Kemudian beranjak pergi menuju kamarnya dengan langkah panjang.

          “Chun! Mau kemana?” Tanya Ya Lun. Chun tak menggubris panggilan Ya Lun. Dia terus saja berlalu melewati pintu.

           Yi Ru menghela napas panjang. Tidak percaya dengan yang baru saja terjadi pada kawan-kawannya. Tiba-tiba Da Dong memegang tangan Yi Ru, menghentikannya mengusap bibirnya. Da Dong berdiri, melepas jas hitam milik Chun kemudian membantingnya ke lantai. Dengan langkah panjang Da Dong berlalu meninggalkan Yi Ru dan Ya Lun.

            “Aduh~.. Yi Ru, jantungku rasanya mau lepas..” kata Ya Lun memelas sambil meletakkan tangannya di depan dadanya.

            Yi Ru menghela nafas panjang, “Sudahlah, kita biarkan dulu mereka.”

            Keduanya menatap kosong ke arah pintu.

           “Kita harus bagaimana sekarang?” Tanya Ya Lun.

           “Kita ke kamar saja dulu. Kita tunggu sampai besok.”

--------------------------------
Bersambung ke Part 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar