Minggu, 12 Agustus 2012

Deadline (Part 6)

Aaron Yan Fanfiction

Title : Deadline!!!

Author : Ariek Chun-AzzuraChunniess

Genre : Action, Romance

Main Cast :

Liu Yan Shi
Aaron Yan as Yan Ya Lun
Ling Jia Eun
Wu Chun as Wu Ji Zun

Cast :
Chen Yi Ru
Wang Da Dong
Zhao Shu Hai 

----------------------------------------------

        Atas rencana Ya Lun, Ji Zun pun turut menyusup ke dalam rumah besar itu. Mereka terpaksa kucing-kucingan dengan orang suruhan Menteri Chao yang berseliweran di setiap tempat. Namun, sepandai apapun mereka berkelit, tetap saja anak buah Menteri Chao yang berjumlah belasan orang itu berhasil memergoki keduanya.

        "Siapa kalian?!!" bentak seorang laki-laki yang tanpa sengaja melihat Ji Zun dan Ya Lun.

        Ji Zun memberikan isyarat dengan menganggukkan kepalanya pada Ya Lun. Sejurus kemudian keduanya langsung menghajar laki-laki berjas rapi itu. Setelah membuatnya tidak sadarkan diri, Ji Zun dan Ya Lun kembali mengendap-endap menyusuri tiap sudut rumah bergaya arsitektur perancis itu.

        Tiba-tiba dua orang laki-laki berjalan turun dari tangga. Ji Zun dan Ya Lun langsung menyembunyikan dirinya di balik sekat-sekat lemari hias.

        "Kenapa gadis itu masih belum dibunuh?" tanya seorang laki-laki itu.

        "Entahlah. Katanya Bos masih ingin menanyakan sesuatu padanya. Kita disuruh menunggunya sampai sadar."
        Ji Zun dan Ya Lun saling pandang mendengar pembicaraan kedua orang itu. Begitu keduanya berlalu, Ji Zun dan Ya Lun langsung berlari menaiki tangga. Namun sayang hal itu diketahui dua orang itu.

        "Hei! Kalian siapa??" bentak salah seorang dari mereka. Perlahan Ji Zun dan Ya Lun membalikkan badannya. Percuma lari dari sana. Karena terlanjur tertangkap basah dan sekaligus tak ingin membuang waktu, Ji Zun dan Ya Lun kembali menghajar habis-habisan dua orang anak buah Menteri Chao itu. Tak beberapa lama kemudian Ji Zun dan Ya Lun kembali melanjutkan langkahnya ke lantai dua. Mungkin Jia Eun tengah disekap di sana.

##########################################

        "Baiklah, Nona Manis! Aku akan bertanya padamu untuk yang terakhir kalinya. Siapa yang menyuruhmu membuntutiku??"

        Jia Eun tidak mengeluarkan secuil suarapun. Dia hanya memandangi Menteri Chao yang tengah menodongkan pistol ke keningnya dengan tajam.

        "Kau bisu, ha?!! Jawab pertanyaanku! Atau peluru ini meletus di otakmu!!"
        PRAANG!!

        Tiba-tiba sebuah keramik cina melayang dan tepat menghantam tangan Menteri Chao. Seketika pistol yang dipegangnya terjatuh ke lantai.

        "Berhenti!!!" bentak Ya Lun dari depan pintu.

        Sontak seluruh orang dalam menoleh ke arahnya.

        "Oh! Aku tidak menyangka ada yang mau menyelamatkan tuan puteri ini." tawa Menteri Chao.

        "Hentikan aksimu, Menteri Chao! Kau sudah tertangkap." kata Ji Zun tegas.

        "Sebaiknya katakan hal itu pada dirimu sendiri!! Jangan diam saja! Cepat hajar dua kecoak itu!!" perintah Menteri Chao.

        Seluruh anak buah Menteri Chao yang tersisa dalam ruangan itu langsung menyerbu ke arah Ji Zun dan Ya Lun. Lagi-lagi aksi baku hantam tak terelakkan. Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada, Ji Zun dan Ya Lun berusaha keras merobohkan mereka. Namun, sepertinya keadaan berbalik arah. Karena kalah jumlah, Ya Lun dan Ji Zun kewalahan meladeni mereka. Keduanya berhasil diringkus dengan darah mengucur di mana-mana.
        "Wu Ji Zun, aku tidak menyangka tekadmu untuk menjatuhkanku benar-benar besar." kata Menteri Chao sambil berjalan mendekati Ji Zun dan Ya Lun. Keduanya hanya bisa memandang tajam sementara kedua tangan mereka dicengkeram kuat oleh anak buah Menteri Chao.

        "Oh! Kalau tidak salah kau wartawan kan?" kata Menteri Chao sambil mengarahkan ujung pistolnya ke pipi Ya Lun, "Jadi kau yang menyuruh gadis itu menghancurkan rencanaku? Hm??"

        "Aku tidak akan membiarkan siapapun ikut campur dalam urusanku! Pergilah ke neraka sekarang juga!!"

        Belum sempat Menteri Chao menarik pelatuk pistolnya, segerombol polisi tiba-tiba masuk ke dalam ruangan yang berada di lantai dua itu.
        "Jangan bergerak! Kalian terkepung!!" teriak seorang polisi. Seketika tangan Menteri Chao terhenti untuk menarik pelatuk pistolnya. Melihat hal itu, Ya Lun langsung menjegal kaki Menteri Chao hingga ia terhempas ke lantai. Beberapa orang polisi langsung berlari ke arah Menteri Chao dan meringkusnya. Menteri Chao hanya sempat berdesis penuh amarah saat kedua tangannya diborgol. Seluruh orang yang merupakan pesuruh Menteri Chao pun turut diamankan dan digiring ke mobil.

        Jia Eun yang terikat di kursi akhirnya dilepaskan. Dengan dipapah seorang polisi ia berjalan keluar dari rumah besar itu. Sementara Ji Zun dan Ya Lun mengiringinya dari belakang. Terselip nafas lega di sela-sela luka yang memenuhi tubuh mereka.

        "Ya Lun!!" tiba-tiba suara Yan Shi mengejutkan mereka bertiga yamg hampir sampai di mobil polisi. Yan Shi berlari dari depan mobilnya ke arah Ya Lun lalu memeluknya erat.

        "Kau tidak apa-apa? Kenapa wajahmu penuh luka?" tanya Yan Shi melihat wajah Ya Lun.
        "Apa yang kau lakukan di sini? Harusnya kau di kantor." sergah Ya Lun sambil melepas lilitan tangan Yan Shi.

        "Nona inilah yang menunjukkan rumah tempat Jia Eun disekap. Beruntung sekali kami bertemu dia, jika terlambat sedikit saja kalian dalam bahaya." sahut Inspektur Tao.

        "Oh, jadi kau membuntutiku, hm? Dasar nakal!" Ya Lun menepuk kening Yan Shi lembut.

        "Terima kasih atas kerja sama kalian." kata Inspektur Tao sambil tersenyum, "Dan kau Ji Zun, aku cukup takjub padamu. Mungkin sebentar lagi presiden akan melantikmu sebagai ketua yang baru." gurau Inspektur Tao. Spontan gelak tawa Ji Zun pecah.
        Sementara mereka asik berbincang, Menteri Chao yang sedang dituntun masuk ke mobil melirik tajam ke arah mereka. Entah apa yang ada dipikirannya, tanpa diduga tangannya yang terborgol ke depan menyaut senjata api yang dipegang polisi yang berdiri di sampingnya. Karena tak sempat menentukan arah bidikannya, peluru yang ia tembakan itu meluncur tak tentu arah di udara. Sepersekian detik kemudian akhirnya peluru itu jelas terlihat melenceng ke arah Jia Eun. Yan Shi yang pertama kali melihat hal itu sontak berlari ke arah Jia Eun dan mendorongnya ke sisi jalan.

        BRUKK!!

        Yan Shi langsung roboh di tempat itu. Darah segar mengalir deras dari tubuhnya. Peluru yang ditembakkan Menteri Chao itu sepertinya tepat menembus tubuhnya. Menteri Chao langsung dilumpuhkan kedua kakinya dengan timah panas. Agaknya dengan tangan diborgol sekalipun tak menghentikan ambisinya untuk menghabisi nyawa Jia Eun. Senjata api yang dipegangnya langsung direbut kembali. Dengan peluru menancap di kedua pahanya, Menteri Chao langsung didorong masuk ke mobil polisi.

        "Yan Shi! Yan Shi, kau tidak apa-apa?" tanya Ya Lun panik sambil mengguncang-guncangkan tubuh Yan Shi. Yan Shi menatapnya sekilas dengan senyum di bibirnya. Perlahan matanya menutup rapat.

        "Yan Shi! Yan Shi, tidak!!" panggil Ya Lun semakin keras.

----------------------------------------------------------------------------

Bersambung ke Part 7


Tidak ada komentar:

Posting Komentar