My Wrong Girlfriend / part 1 [taiwan fanfiction]
Title : My Wrong Girlfriend
Author : Ariek Chun-AzzuraChunniess
Genre : Action, Romance
Cast :
- Wu Chun
- Angela Zhang
- Jiro Wang
- Calvin Chen
- Aaron Yan
- Danson Tang
Rintik-rintik hujan satu-satu berjatuhan menerpa kaca depan mobil Angela. Dengan sedikit menahan rasa dingin, Angela memegang kemudi mobilnya dan melajukannya di tengah jalanan sepi. Entah sudah jam berapa sekarang, yang Angela tahu ini sudah sangat malam dan ia ingin segera sampai di apartemennya. Bayangan segelas cokelat hangat semakin memacu semangatnya untuk segera pulang.
Tanpa diduga sebuah bayangan berkelebat di sepanjang jalan yang dilalui Angela. Bayangan itu berakhir di depan mobil Angela. Ia menggelepar dan mengerang dengan tidak jelas. Angela perlahan mengurangi kecepatan mobilnya. Matanya nanar memandangi sosok aneh yang berjalan terhuyung-huyung menuju ke tengah jalan aspal. Tanpa diduga sosok itu berlari kencang menghantam mobil Angela. Darah segar menyembur memenuhi kaca depan Angela bercampur dengan air hujan.
"Aaaaaaaaaaagh!!" jerit Angela ketakutan. Sontak ia menutup wajahnya dengan kedua belah tangannya. Tubuhnya meringsut lemas. Pedal gas tak lagi diinjaknya.
Sosok pria berlumuran darah itu merambat ganas ke arah pintu mobil Angela. Tangannya beringas menggedor-gedor kaca mobil.
"Nona! Buka pintunya! Buka cepat!!" teriak pria itu.
Angela memberanikan diri membuka wajahnya dari tangannya. Kini matanya menangkap jelas laki-laki yang tiba-tiba menghantam ke mobilnya itu.
"Aduh, bagaimana ini?" gumam Angela. Dilihatnya laki-laki itu terus menggedor-gedor kaca mobilnya dan berusaha keras membukanya.
"Ap, apa? Kau mau naik?" tanya Angela dengan suara bergetar. Dengan mengumpulkan sisa-sisa keberanian yang masih ada, Angela akhirnya membuka pintu mobilnya. Laki-laki berjaket kulit itu langsung menghempaskan dirinya di jok mobil di samping angela. Bercak darah merah masih menempel di sudut-sudut wajahnya.
"Cepat pergi dari sini!!" perintah laki-laki itu dengan nafas tersenggal-senggal.
Seperti kerbau dicocok hidungnya, Angela menurut saja pada laki-laki itu. Ia pacu mobilnya sekencang mungkin menuju rumah sakit.
###
Angela berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan langkah gontai. Tangannya gemas meremas secarik kertas bon. Kertas putih yang menunjukkan tagihan biaya perawatan laki-laki aneh yang tiba-tiba masuk ke mobilnya.
"Uang tabunganku~...." desah Angela menyesali tabungannya yang kini tinggal setengah. Dikiranya lelaki yang ditolongnya itu luka karena tertabrak mobil. Tak dinyana selongsong peluru bersarang di tubuh lelaki itu. Terang saja Angela harus membayar biaya operasinya dengan sekian nominal.
Cklek!
Angela melongokkan kepalanya ke dalam ruangan tempat lelaki itu terbaring. Peralatan medis memenuhi sekujur tubuhnya. Lagi-lagi rasa takut merasuki Angela. Tak ia sangka laki-laki yang ia tolong itu sedang sekarat. Sedikit saja ia terlambat membawa ke rumah sakit, mungkin lelaki itu tidak bernyawa sekarang.
Angela menghempaskan tubuhnya yang letih ke kursi di lorong rumah sakit. Dia tidak berani menunggu di dalam ruangan bersama lelaki itu. Karena kelelahan yang sudah tak terbilang lagi, Angela terlelap di kursi itu.
###
12 malam tepat.
Pintu kamar dimana lelaki asing itu dirawat tiba-tiba terbuka. Sesosok pria dengan baju pasien melekat di tubuhnya berjalan tertatih-tatih keluar kamar. Kilat matanya menangkap angela tidur bersandar di kursi di hadapannya. Perlahan ia menghampiri Angela.
"Nona! Nona!" panggil lelaki itu membangunkan Angela.
Lamban kelopak mata Angela membuka. Ia langsung menjerit melihat wajah berbalut perban berada sejengkal di depan wajahnya. Spontan lelaki itu membungkam mulut Angela dengan tangannya.
"Tenanglah!" bisik lelaki itu.
"Ka, kau? Kenapa di sini?" tanya Angela sambil menggeser duduknya.
"Kita harus pergi dari sini sekarang juga!"
"Apa?" tanya Angela terkejut mendengar kata-kata lelaki itu.
"Cepat!" lelaki itu langsung berdiri sambil menarik tangan Angela.
"Tapi kau kan sedang sakit." cegah Angela.
"Aku tidak butuh dirawat di sini. Cepat kita pergi!"
"Lalu kita akan kemana?" tanya Angela bingung
###
Sementara Angela mengemudikan mobilnya, pria yang tidak sengaja ia tolong itu bersandar lemas di jok di sampingnya. Sesekali erangan kesakitan keluar dari bibir tipisnya, membuat bulu kuduk Angela berdiri tidak keruan.
"Tuan, apa kau yakin? Kau baru saja dioperasi, kau harus dirawat." kata Angela risau.
"Itu tidak mungkin. Kau harus membawaku pergi dari sini." jawab lelaki itu diselai helaan nafas kesakitan. Matanya tak bisa membuka lebar, sementara tubuhnya lemas dan hanya bisa bersandar. Sepertinya pengaruh obat bius karena operasi masih kuat mengekang dirinya.
Dengan perasaan bimbang Angela membawa lelaki itu ke apartemennya. Dibaringkannya pria yang lebih tinggi darinya itu di ranjangnya. Lagi-lagi Angela terpaksa menuruti laki-laki itu dengan membiarkan dirinya meringkuk lelap di sofa dan membiarkan ranjang satu-satunya digunakan lelaki yang sama sekali asing baginya.
#################
Pagi menjelang. Angela perlahan berjalan memasuki kamarnya sambil membawa senampan penuh sarapan. Dilihatnya lelaki itu masih terbaring lemas. Tanpa diduga, tiba-tiba pria itu membuka matanya lalu beranjak duduk di atas ranjang. Angela terkejut bukan main dibuatnya.
"Tidak usah memaksakan diri, kau istirahat saja." kata Angela.
"Aku tidak apa-apa." jawab lelaki itu singkat. Dengan seragam pasien berwarna biru muda melekat di tubuhnya, pria itu berdiri, lalu berjalan sempoyongan keluar kamar.
"Hei, Tuan! Kau mau kemana?" tanya Angela sambil menyusul pria itu.
"Terima kasih atas pertolonganmu, Nona. Aku harus pergi dari sini." jawabnya singkat. Dengan kondisi berantakan pria itu keluar dari apartemen Angela. Sesekali tangannya meremas dada kirinya, menahan sakit yang belum sembuh benar. Angela hanya bisa mengejarnya sebentar tanpa mengucapkan sepatah katapun. Antara tega dan tidak tega, dilihatnya punggung lelaki itu menghilang di balik tangga apartemennya. Angela hanya bisa tergagap kebingungan.
---To Be Continued---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar