Kamis, 19 April 2012

Fei Lun Hai Story ---> Lagi-lagi Tumpang Tindih (part 2)


Judul      : Fei Lun Hai Story ----> Lagi-lagi Tumpang Tindih


Genre     : Comedy, Friendship

Main Cast : (seperti biasanya, ke4 member FLH)
Wu Chun
Wang Da Dong
Chen Yi Ru
Yan Ya Lun


##########

         "Toloong hentikan sepedanyaaaaaaaa..!!" teriak Yi Ru

          Dua detik lamanya Chun melongo. Setelah itu dengan sigap dia berlari mengejar Ya Lun dan Yi Ru dari belakang.

         "Jangan cepat-cepat!! Aku tidak bisa mengejar!!!" teriak Chun.

         “Tidak bisaaaaaaa….!!” Balsa Yi Ru

        “Pakai remnyaaaaaaa!!” teriak Chun lagi.

        “Bilang sendiri sama Ya Luuuuuuuunnn!”

        ”Aah! Bodoh kalian!”

         ”Tidak! Ya Lun yang bodoh!”

        ”Diam kalian!” protes Ya Lun.

        Akhirnya Chun berhasil meraih pinggang Yi Ru. Chun mencoba menraiknya ke belakang menahan laju sepeda.

         ”Aduuhh!! Au! Geli Chun!” teriak Yi Ru kegelian.

        ”Jangan banyak gerak! Aku sedang berusaha!”

         ”Tidak bisakah kau memegang bagian lain?!”

        ”Cerewet!... Hey Ya Lun! Tarik remnyaaa!!” teriak Chun pada Ya Lun.

        “Rem?... yang mana?? Huwaaaaa..” suara Ya Lun bergetar.

         “Aduh… kau itu bodoh sekali!”

         “Iya! Iya! Aku bodoh! Di depan juga ada satu lagi orang bodoh!”

         Chun dan Yi Ru menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Ya Lun. Tampak Da Dong dari arah berlawanan ngebut pakai skateboard. Tragisnya Da Dong juga berada di jalan menurun. So, keempatnya sekarang sama-sama meluncur di area turunan.

         ”Da Dooooonng!! Awaaaaaaaaaass!” teriak Yi Ru.

          Da Dong terkejut, ”Hai kalian! Berhenti! Cepat berhenti!!” Da Dong mengibas-ngibaskan tangannya.

          ”Tidak! Kau saja yang berhenti!” balas Ya Lun.

         ”Sarap! Aku tidak ada remnya!!”

          Keempatnya panik (penulisnya tambah panik). Daerah turunan yang berupa perempatan itu bak lembah kematian. Tiba-tiba dari arah kiri muncul seorang ibu-ibu memeluk sebuah kantung besar. Tanpa menoleh kanan kiri Si Ibu begitu saja menyebrang.

        ”Awaaaaaaaaaaassss!!!” teriak Chun, Da Dong, Yi Ru dan Ya Lun bersamaan.

         Si Ibu terkejut, ”Aaaaaaaaaaggh!!” teriaknya kencang.

         Gbruakkkh!! Glondang!!

          Dalam sekejab terlihat debu tepung membumbung tinggi ke atas. Si Ibu berhasil menyelamatkan diri dan terjatuh duduk ke belakang. Sementara Chun, Ya Lun, Yi Ru dan Da Dong tumpang tindih bergelut dengan papan skateboard dan sepeda.

         ”Uhuk! Uhuk!... Oh My God” kata Si Ibu sambil memegangi kepalanya. Bajunya putih semua tersiram tepung.

          Chun, Yi Ru, Ya Lun dan Da Dong lebih parah, seluruh tubuhnya sudah tidak berbentuk. Keempatnya tidak dapat dikenali lagi, dalam sekejap menjelma menjadi makhluk putih misterius. Setengah jalan pun tampak putih tersiram tepung sebegitu banyaknya.

          ”Auuu! kepalaku...! rintih Chun.

          ”Aduh! Chun! Berat! Menyingkirlah dari atas tubuhku!” kata Yi ru kesakitan.

          Chun menyingkirkan papan skate board dari kepalanya, kemudian bangkit menyingkir dari atas tubuh Yi Ru.

           ”Hahaha....! mukamu kayak topeng monyet Chun!” tawa Yi ru sambil menunjuk-nunjuk wajah Chun.

           ”Diam kau! Wajahmu lebih parah!”

           Yi Ru diam memegangi wajahnya.

          “Ah…. Iya,,,,” Yi Ru meringis.

         “Oh Tuhan, punggungku…” rintih Da Dong, “Hei dua kunyuk di situ, cepat singkirkan sepeda sial ini dariku!”

          Dengan kakinya yang panjang Yi Ru menendang sepeda yang menancap di punggung Da Dong ke pinggir jalan.

         ”Agh!! Tidak bisakah kau menyingkirkannya dengan tanganmu?!” gerutu Da Dong sambil memegangi punggungnya.

         ”Ya Lun mana?” tanya Chun.

         “Ya Lun?” Da Dong, Yi Ru dan Chun celingukan mencari Ya Lun. Ketiganya merangkak meraba tiap jengkal aspal untuk menemukan Ya Lun. Tanpa sengaja Chun menyentuh sebuah gundukan putih.

          Tampak Ya Lun terbujur kaku tidak bergerak. Yi Ru, Chun dan Da Dong terkejut.

          ”Ya Lun...!” panggil Chun sambil memangku kepala Ya Lun.

          ”Ya Lun... jangan mati!” kata Yi Ru sambil mengguncang-guncangkan tubuh Ya Lun.

          ”Harap tenang semua! Beri aku tempat!” teriak Da Dong mendekati Ya Lun.

          ”Apa yang akan kau lakukan?” tanya Chun heran.

          ”Jika sudah begini Ya Lun membutuhkan nafas buatan!” jawab Da Dong.

          Cuphh!

         Tanpa ba-bi-bu Da Dong langsung memberikan Ya Lun nafas buatan. Chun dan Yi Ru menganga melihat tingkah Da Dong.

--------------------------------------------------------------------------------------------
Bersambung ke part 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar