Cuph!

       Tanpa ba-bi-bu Da Dong langsung memberikan Ya Lun nafas buatan. Chun dan Yi Ru menganga melihat tingkah Da Dong.

        Satu menit berlalu, Ya Lun terbatuk, ”Uhuk... uhuk..”

        Chun, Yi Ru dan Da Dong terkejut sekaligus senang.

        ”Wah, ternyata kau jenius juga Da Dong..” puji Yi Ru.

        Da Dong tersenyum penuh kemenangan.

        Perlahan Ya Lun membuka matanya. Dilihatnya langit biru di atas sana.

        ”Apa ini surga?” tanya Ya Lun lirih.

        ”Yalun..?” panggil Chun. Wajah Chun menongol diikuti Yi Ru dan Da Dong. Ketiganya mengerubuti Ya Lun.

        ”Kalian malaikat ya?” tanya Ya Lun tersenyum, ”Wah.... surga itu putih ya...” gumam Ya Lun sambil melihat sekeliling.

         Yi Ru, Chun dan Da Dong menatap Ya Lun ke bingungan.

         ”Aduh, pasti kepala Ya Lun terbentur sangat keras tadi...” kata Yi Ru risau.

         ”Berbaringlah Ya Lun! Mungkin nafas buatanku belum cukup tadi.” kata Da Dong sambil mendorong Ya Lun berbaring ke aspal.

          ”Ah, hentikan!” Chun menarik Da Dong ke belakang, ”Sebenarnya yang tidak normal itu Ya Lun apa kau?!”

          Buakk!

          Tiba-tiba si ibu menghantam kepala Chun dengan tasnya.

          ”Dasar anak muda jaman sekarang! Ugal-ugalan di jalanan!”

           Buakk! Kini gantian Da Dong yang dipukul.

          ”Au! Bibi, kau ini kenapa?!” tanya Da Dong sebal sambil memegangi kepalanya.

          ”Hah!?? ”kenapa”? Kalian masih tanya? Lihat hasil dari kelakuan kalian!”

          Chun, Yi Ru dan Da Dong melihat sekeliling.

          ”Waw, parah...” gumam Yi Ru.

          Si ibu melotot ke arah Da Dong, Yi Ru, Ya Lun dan Chun dengan penuh amarah.

          ”Uuuhh.... kok di surga ada iblis sih..?” rengek Ya Lun sambil menatap si ibu.

          Buaakk!

          Si ibu menghantam kepala Ya Lun, Ya Lun langsung roboh, ”Apa kau bilang??! Kau mengatai aku iblis?! Dasar anak muda jaman sekarang! Tidak punya sopan santun! Tidak tahu diri!”

         Buak! Buak!

        Si ibu memukuli keempatnya bergantian. Sambil terus bergeliat menghindar dari serangan si ibu Chun mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya, lalu memberikannya pada si ibu.

        ”Ini, Bu! Kami bayar ganti ruginya.” kata Chun sambil meletakkannya di tangan si ibu.

         Si ibu diam menatap uang yang ada di tangannya. Chun langsung menggendong Ya Lun  lalu berlari kencang menuju rumah. Diikuti Da Dong dan Yi Ru di belakang sambil membawa skateboard dan sepeda.

         ”Heii! Berhenti kalian! Urusan kalian belum selesai!” teriak si ibu memanggil-manggil.

          Chun, Yi Ru dan Da Dong tidak mempedulikannya. Ketiganya lari terbirit-birit.

------------------------------
Bersambung ke part 4