Senin, 09 Juli 2012

A Conflict [part seven - END]

 Fahrenheit Fanfiction

Judul      : Fei Lun Hai Story ----> A Conflict

Author    : Ariek Chun-AzzuraChunniess

Genre     : Kesetiakawanan

Main Cast : Wu Chun
Wang Da Dong
Chen Yi Ru
Yan Ya Lun

Cast :
Tong Li Ya
Yang Cheng Lin

Disclaimer :
FF ini saya buat dengan segenap hati atas dasar kecintaan saya pada keempat pria yang tergabung di Boyband Fei Lun Hai. keterenyuhan hati saya akan kesetiakawanan mereka. Jika kalian suka silakan copy FF ini kemudian save di disc kalian. :).... tapi mengaku2 bahwa FF ini yg membuat kalian adalah terlarang. *dilempar dari atas gedung*

                                                                 ßßßßßßßßßßß


         “Kau dengar itu kan?” tiba-tiba suara Yi Ru menyelah isakan Chun. Tak jelas ia bertanya pada siapa.

        Chun menoleh tidak mengerti ke arah Yi Ru yang berdiri di belakangnya.

       “….Da Dong..” lanjut Yi Ru.

        Sesosok bayangan muncul dari balik pintu besar ruang jenazah. Berdiri tegap seperti patung. Memandang lunglai dengan genangan air mata. Spontan Chun mengalihkan pandangannya ke arah bayangan itu muncul.

        “DA DONG?” Chun langsung berdiri melihat sosok pria yang berdiri di hadapannya itu. Chun serasa dihujani ribuan tanda tanya. Dengan langkah lemas Chun menghampiri Da Dong yang tiba-tiba muncul di ruang itu.

        “Apa maksud semua ini?” tanya Chun tidak mengerti.

        “Chun, benarkah itu?” tanya Da Dong dengan mata sayu.

        Ya Lun dan Yi Ru menghampiri Chun dan Da Dong yang saling berhadapan.

        “Sudah jelas semua kan? Tidak ada alasan bagi kalian berdua untuk saling bermusuhan.” Ujar Yi Ru kemudian.

        “Maksudmu?! Kau mengerjaiku!!?” tanya Chun tidak terima.

        “Ini bukan sekedar menipu kau Chun. Kami hanya ingin kalian kembali seperti dulu.” Sahut Ya Lun.

        Air yang sedari tadi menggenang di pelupuk mata Da Dong kini mulus meluncur ke pipinya, “Chun, ~ Dui bu qi…”

       “Da Dong…?”

       “Maafkan aku. Aku berjanji, aku tidak akan mengulanginya lagi~…. Kaulah kawan terbaikku Chun….” kata Da Dong.

       Chun meremas pundak Da Dong kuat-kuat, "Ya! Aku juga minta maaf."

         Tak ayal lagi keduanya saling berpelukan erat, lebih erat, dan semakin erat. Air mata kepedihan yang sejak tadi menetes dari mata Chun kini berganti dengan air mata bahagia. Sepertinya hrapan kosong yang terus menggema di hatinya berubah menjadi kenyataan yang membahagiakan.

         Ya Lun dan Yi Ru yang terharu melihat kawan-kawannya kembali bersatu ikut menggabungkan diri bersama Chun dan Da Dong. Keempatnya saling berangkulan di tengah-tengah puluhan mayat.

         "Sudah~.... Kita keluar dari sini sekarang" ujar Yi Ru membuyarkan hujan air mata di antara kawan-kawannya.

         "Ah, tunggu dulu." kata Chun tiba-tiba mengurungkan niat Ya Lun yang sudah bersiap membuka pintu kamar jenazah, "Jadi, yang aku peluk-peluk dari tadi itu siapa"

         Spontan Ya Lun dan Yi Ru tergagap mendengar pertanyaan Chun. Keduanya hanya saling lirik.

         "Jangan bilang itu adalah mayat asli!" raut muka Chun mulai berubah. Dirasakannya bulu kuduknya berdiri.

         "Ah, dui bu qi Chun. Tapi.... tebakanmu itu benar"

          "HAH?!"

          Chun sekilas menolehkan wajahnya ke arah gundukan putih malang yang sejak tadi jadi korban serangannya.

         "Aaaaaaaghr!!" tiba-tiba Chun melesat keluar dari ruang jenazah.

          "keterlaluan kalian. Dia pasti tidak akan bisa tidur selama seminggu." kata Da Dong.

          "Ah...."

         "Hehe."

           Ya Lun dan Yi Ru hanya garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal."

##############

        Malam harinya.

        "Aktor macam apa kau ini?! Tanpa alasan jelas meninggalkan lokasi syuting.!" Manajer Ma menyembur Chun dengan umpatan-umpatan penuh emosi. "Gara-gara kau, perusahaan harus membayar ganti rugi! Seenaknya saja kau bertingkah!"

        Chun hanya menunduk sambil memainkan ujung kemejanya. Sesekali matanya melirik tajam ke arah Ya Lun dan Yi Ru yang berdiri di depan pintu ruang tengah, "Ini gara-gara kalian!" batin Chun.

         "Dengarkan kalau orang tua sedang bicara! Jangan melihat ke arah lain!" bentak Manajer.

         "Manajer! Ini bukan sepenuhnya salahku, ini gara-gara mereka" Chun mengacungkan telunjuknya ke arah Yi Ru dan Ya Lun.

         "APA? Sudah bertingkah seenaknya, sekarang malah menyalahkan orang lain? Apa-apaan kau ini? Bla-bla-bla...."

         Chun kehabisan kata-kata. Dibiarkannya Manajer Ma berpidato panjang lebar di depannya.

         "Aaaaagh! Sial!" jerit hati Chun.

         "Pokoknya besok kau harus lembur!" kata Manajer sambil beranjak pergi dari kursinya.

          "Tapi Manaj...."

         Bruakk!

         Belum sempat Chun meneruskan kalimatnya, Chun roboh di belakang Manajer Ma. Spontan Manajer, Yi Ru, Ya Lun dan Da Dong berlari menolong Chun.

        "Aghr!" Chun mengerang kesakitan.

###########
Beberapa jam kemudian
Di rumah sakit.

           "Jadi, dokter Ling, apa yang terjadi pada Chun?" tanya Manajer Ma pada seorang dokter seusai memeriksa Chun.

          "Hasil uji X-ray memperlihatkan tulang betis Chun ada yang retak."

          "Ha?!" Yi Ru, Ya Lun, dan Da Dong terkejut. Sementara Manajer Ma tak mengeluarkan suara apapun. Lidahnya membatu begitu mendengar kata-kata Dokter Ling.

         "Apa kau terjatuh di suatu tempat?" tanya Dokter Ling kemudian pada Chun.

         "Ehm.... Iya sih. Tapi aku tidak tahu sampai separah ini."

         "Bagaimana bisa, Chun?" tanya Yi Ru.

          "Tadi siang di tangga darurat, ketika kalian mengerjaiku."

          "Hah! Overacting sekali kau itu!" balas Yi Ru.

        "Enak saja kau menyalahkanku! Ini semua gara-gara kalian!"

Sejak saat itu Chun cuti dari pekerjaannya seminggu penuh.

############

Beberapa hari setelah Chun keluar dari rumah sakit.

         "HAH!! Yi Ru! Ya Lun! Kalian tahu dimana mobilku?!" tanya Chun dengan nafas tersenggal-senggal.

          "Kau letakkan dimana memang?"

          "Di garasi!"

          Bruummm....

         Tiba-tiba sebuah ferrary sport melaju kencang memasuki halaman. Dengan gagahnya Da Dong keluar dari mobil itu.
Spontan wajah Chun berubah menjadi kepiting rebus.

         "Woi, Da Dong! Apa yang kau lakukan pada mobilku??"

         "Ha? Mengendarainya....  Apa lagi?" jawab Da Dong polos.

         "Enak saja kau mengendarai mobil orang tanpa ijin!"

          "Tanpa ijin? Kau sendiri yang bilang aq boleh mengendarai mobilmu sesukaku! Da Dong! Aku mohon, buka matamu! Aku sayang kau! Kau boleh menyelinap ke ranjangku saat kau tak bisa tidur.Kau boleh mengendarai ferrarryku sesukamu.  Kau boleh melakukan semua itu.." jelas Da Dong sambil menirukan gaya bicara Chun sambil terisak-isak.

          Chun hanya menganga melihat tingkah Da Dong. Benaknya melayang ke adegan nista dua minggu yang lalu di kamar jenazah.

"Aaaaaaaghr!"
lagi-lagi Chun berteriak tanpa sebab yang jelas.



------------THE END----------


Terima kasih buat semuanya yan sudah baca sampai akhir... :)
Awal mula cerita ini muncul bukan karena imajinasi semata,, Author juga terinspirsi dari wawancara FLH dan beberapa fakta tentang mereka... :Dsekali lagi xie xie ni udah baca.... :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar