My Wrong Girlfriend / part 2 [taiwan fanfiction]
Title : My Wrong Girlfriend
Author : Ariek Chun-AzzuraChunniess
Genre : Action, Romance
Cast :
- Wu Chun
- Angela Zhang
- Jiro Wang
- Calvin Chen
- Aaron Yan
- Danson Tang
Author : Ariek Chun-AzzuraChunniess
Genre : Action, Romance
Cast :
- Wu Chun
- Angela Zhang
- Jiro Wang
- Calvin Chen
- Aaron Yan
- Danson Tang
---------------------------------------------------------
Pagi yang dingin tetap menuntut Angela untuk berangkat ke tempat
kerjanya. Usai keluar dari apartemennya, Angela masuk ke mobilnya. Belum
sempat menyalakan mesin, Angela dikejutkan dengan sebuah buku kecil
yang terselip di lantai mobilnya.
"Apa ini?" Angela memungut benda itu dan membukanya. Sebuah dentitas dan foto terpampang di sana. Foto pria yang tidak asing lagi baginya. Rupanya lelaki asing yang tidak sengaja ditolongnya semalam menjatuhkan paspornya di mobilnya.
Angela memasukkan paspor itu ke dalam tasnya, lalu bergegas menuju kantornya.
Tiba-tiba ponsel Angela berdering. Sambil memegang kemudi mobil, Angela mengangkat ponselnya.
"Wei?" sapa Angela.
"Wei, Angela. Kau bisa bantu aku?"
"Hem? Selina? Ada apa?"
"Aspirin-ku habis. Tolong belikan di apotik ya. Kau sedang di jalan kan?"
"Oh, hao la."
"Xie xie ni o."
Angela membelokkan mobilnya di sebuah perempatan jalan. Lalu ia parkirkan mobilnya di depan sebuah apotek. Setelah membeli obat pesanan temannya, Angela bergegas keluar menuju mobilnya. Sudut mata Angela menangkap sebuah bayangan ganjil tengah bersembunyi di belakang mobilnya.
"Tuan? Kau?" tegur Angela terkejut menyadari sosok itu tidak lain adalah lelaki yang ditolongnya semalam.
Tanpa diduga lelaki itu menyeret Angela ke sisi mobil sambil menutup mulut Angela.
"Hemmp!! Apa yang kau lakukan?!" bentak Angela sambil melepas paksa tangan lelaki itu.
"Jangan berisik!!" kata lelaki itu balas membentak.
"Kau itu orang paling aneh yang pernah aku temui seumur hidupku!"
"Kubilang jangan berisik!!!" lelaki itu semakin kuat membungkam mulut Angela. Sontak Angela terkejut dan tidak berkutik.
Dorr!!!
Tiba-tiba sebuah tembakan meletus entah dari mana asalnya. Menghunus tepat ke bemper mobil Angela.
"Sialan! Mereka menemukanku!!" kata lelaki itu gusar.
"Mereka? Mereka siapa? Bunyi apa itu?" tanya Angela panik.
"Jangan banyak bicara! Mana kunci mobilmu??!"
"Di-di dalam."
Lagi-lagi terdengar suara tembakan meletus.
###
Suara tembakan berdesingan memekakkan telinga. Orang-orang di sepanjang jalan itu sontak lari ketakutan dan mencari tempat perlindungan. Segerombol orang berbaju hitam berlarian mengepung mobil Angela. Suasana makin mengerikan dengan suara jeritan dimana-mana.
"Aaaaaagh!! Apa yang terjadi??!" jerit Angela.
"Tundukkan kepalamu, Bodoh!!" bentak lelaki itu sambil mendorong kepala Angela.
"Ap, apa?! Kau memanggilku 'Bodoh'?? Dasar tidak punya sopan santun!" balas Angela emosi sambil berkacak pinggang.
"Kau cari mati, ha??!" bentak lelaki itu sambil bersihkukuh mencengkeram kepala Angela ke bawah.
"Tidak ada waktu! Cepat masuk!" perintah lelaki itu. Suaranya bersahutan dengan suara terjangan peluru. Tanpa ampun Angela didorongnya masuk ke dalam mobil. Lelaki itu mengemudikan mobil Angela dengan brutal di tengah hujan peluru. Keduanya meninggalkan tempat itu dengan kecepatan penuh.
###
BRUAKK!!
Tuan Wei menggebrak mejanya penuh emosi.
"Menangkap seorang bocah ingusan saja kalian tidak bisa??!! Sebenarnya kalian ini becus apa tidak?!" bentak Tuan Wei pada anak buahnya.
"Dia sangat gesit, Bos." jawab salah seorang di antaranya.
"Bukankah beberapa hari lalu kalian berhasil menembakkan peluru di paru-parunya?? Kenapa sampai sekarang dia masih hidup?!"
"Kami tidak tahu, Bos."
Tuan Wei nampak berpikir sejenak. Pikirannya kalut memikirkan bisnisnya yang kini tengah terancam oleh seseorang.
"Aku benci dipermainkan." geram pria bertubuh tambun itu, "Cari orang yang sama gesitnya dengannya. Aku ingin ini cepat selesai"
###
Angela berjalan sempoyongan dari mobilnya. Ia terduduk lemas di rerumputan di tepi sungai dengan nafas tersenggal-senggal. Dipeganginya jantungnya yang serasa dijatuhi bom atom saking takutnya.
"Hh, hh, apa itu? Jantungku mau lepas!" gumamnya dengan mata melebar. Dilihat pria yang telah membuat mobilnya ringsek itu keluar dari belakang kemudi dan berjalan menghampirinya.
CRINGG!
Lelaki itu menggantung kunci mobil Angela tepat di depan mata Angela.
"Terima kasih." ucap lelaki itu.
"Oh!! Aku tahu! Setelah ini kau menghilang lagi entah kemana, lalu esok muncul lagi di hadapanku dan merusak semuanya!" kata Angela emosi. Lelaki itu terdiam mendengar kata-kata Angela.
Tiba-tiba Angela berdiri dan menengadahkan tangannya ke hadapan lelaki itu.
"Apa?"
"Uang!"
"U, uang?"
"Kau lihat itu?" Angela menunjuk mobilnya yang menjelma menjadi barang rongsokan.
"Ck! Baik, berapa nomor rekeningmu?"
"Tidak! Aku mau uang tunai. Aku tidak akan percaya dengan orang sepertimu."
"Aku tidak membawa uang sepeserpun!"
"Baik! Ayo ke rumahmu, dan ambil uangmu!"
"Hm, sebelum itu, kau punya uang untuk membeli tiket ke Brunei Darussalam??" kata lelaki itu sambil mendekatkan wajahnya ke arah Angela.
"Bru-Brunei? Kau memerasku, ha?!"
"Rumahku di sana, Tuan Puteri!"
Kali ini giliran Angela yang terdiam mendengar kata-kata lelaki itu.
"Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang? Pokok kau harus mengganti mobilku!" kata Angela.
"Entahlah. Seharusnya aku sudah di dalam pesawat sekarang. Sial Pasporku hilang." kata lelaki itu.
"Paspor?" Angela merogoh isi tasnya, "Maksudmu ini?" tanya Angela sambil menunjukkan buku kecil bersampul hitam itu.
"Hah?! Ternyata kau yang ambil!"
"Jangan asal tuduh! Kau sendiri yang menjatuhkannya di mobilku." bela Angela
"Cepat berikan!"
"Eits! Tunggu dulu!" Angela membuka paspor itu, "John Lee? Namamu John Lee?"
Tanpa menjawab pertanyaan Angela, lelaki itu menyabet paspornya lalu duduk di rerumputan memandang sungai.
"Baiklah, John Lee. Cepat pulang ke Brunei, lalu transfer uangnya." kata Angela sambil turut duduk di rerumputan.
"Namaku bukan John Lee."
Angela mengernyitkan dahinya.
"Aku Wu Chun."
"Tapi, di paspor itu jelas-jelas~...."
"Ini paspor palsu."
"Apa?!" Angela terhenyak mendengar penuturan Wu Chun.
Wu Chun menatap kosong cakrawala yang terbentang di depan matanya. Damai nan menakutkan.
------------------------------------------------
To Be Continued,,,,,,,,
"Apa ini?" Angela memungut benda itu dan membukanya. Sebuah dentitas dan foto terpampang di sana. Foto pria yang tidak asing lagi baginya. Rupanya lelaki asing yang tidak sengaja ditolongnya semalam menjatuhkan paspornya di mobilnya.
Angela memasukkan paspor itu ke dalam tasnya, lalu bergegas menuju kantornya.
Tiba-tiba ponsel Angela berdering. Sambil memegang kemudi mobil, Angela mengangkat ponselnya.
"Wei?" sapa Angela.
"Wei, Angela. Kau bisa bantu aku?"
"Hem? Selina? Ada apa?"
"Aspirin-ku habis. Tolong belikan di apotik ya. Kau sedang di jalan kan?"
"Oh, hao la."
"Xie xie ni o."
Angela membelokkan mobilnya di sebuah perempatan jalan. Lalu ia parkirkan mobilnya di depan sebuah apotek. Setelah membeli obat pesanan temannya, Angela bergegas keluar menuju mobilnya. Sudut mata Angela menangkap sebuah bayangan ganjil tengah bersembunyi di belakang mobilnya.
"Tuan? Kau?" tegur Angela terkejut menyadari sosok itu tidak lain adalah lelaki yang ditolongnya semalam.
Tanpa diduga lelaki itu menyeret Angela ke sisi mobil sambil menutup mulut Angela.
"Hemmp!! Apa yang kau lakukan?!" bentak Angela sambil melepas paksa tangan lelaki itu.
"Jangan berisik!!" kata lelaki itu balas membentak.
"Kau itu orang paling aneh yang pernah aku temui seumur hidupku!"
"Kubilang jangan berisik!!!" lelaki itu semakin kuat membungkam mulut Angela. Sontak Angela terkejut dan tidak berkutik.
Dorr!!!
Tiba-tiba sebuah tembakan meletus entah dari mana asalnya. Menghunus tepat ke bemper mobil Angela.
"Sialan! Mereka menemukanku!!" kata lelaki itu gusar.
"Mereka? Mereka siapa? Bunyi apa itu?" tanya Angela panik.
"Jangan banyak bicara! Mana kunci mobilmu??!"
"Di-di dalam."
Lagi-lagi terdengar suara tembakan meletus.
###
Suara tembakan berdesingan memekakkan telinga. Orang-orang di sepanjang jalan itu sontak lari ketakutan dan mencari tempat perlindungan. Segerombol orang berbaju hitam berlarian mengepung mobil Angela. Suasana makin mengerikan dengan suara jeritan dimana-mana.
"Aaaaaagh!! Apa yang terjadi??!" jerit Angela.
"Tundukkan kepalamu, Bodoh!!" bentak lelaki itu sambil mendorong kepala Angela.
"Ap, apa?! Kau memanggilku 'Bodoh'?? Dasar tidak punya sopan santun!" balas Angela emosi sambil berkacak pinggang.
"Kau cari mati, ha??!" bentak lelaki itu sambil bersihkukuh mencengkeram kepala Angela ke bawah.
"Tidak ada waktu! Cepat masuk!" perintah lelaki itu. Suaranya bersahutan dengan suara terjangan peluru. Tanpa ampun Angela didorongnya masuk ke dalam mobil. Lelaki itu mengemudikan mobil Angela dengan brutal di tengah hujan peluru. Keduanya meninggalkan tempat itu dengan kecepatan penuh.
###
BRUAKK!!
Tuan Wei menggebrak mejanya penuh emosi.
"Menangkap seorang bocah ingusan saja kalian tidak bisa??!! Sebenarnya kalian ini becus apa tidak?!" bentak Tuan Wei pada anak buahnya.
"Dia sangat gesit, Bos." jawab salah seorang di antaranya.
"Bukankah beberapa hari lalu kalian berhasil menembakkan peluru di paru-parunya?? Kenapa sampai sekarang dia masih hidup?!"
"Kami tidak tahu, Bos."
Tuan Wei nampak berpikir sejenak. Pikirannya kalut memikirkan bisnisnya yang kini tengah terancam oleh seseorang.
"Aku benci dipermainkan." geram pria bertubuh tambun itu, "Cari orang yang sama gesitnya dengannya. Aku ingin ini cepat selesai"
###
Angela berjalan sempoyongan dari mobilnya. Ia terduduk lemas di rerumputan di tepi sungai dengan nafas tersenggal-senggal. Dipeganginya jantungnya yang serasa dijatuhi bom atom saking takutnya.
"Hh, hh, apa itu? Jantungku mau lepas!" gumamnya dengan mata melebar. Dilihat pria yang telah membuat mobilnya ringsek itu keluar dari belakang kemudi dan berjalan menghampirinya.
CRINGG!
Lelaki itu menggantung kunci mobil Angela tepat di depan mata Angela.
"Terima kasih." ucap lelaki itu.
"Oh!! Aku tahu! Setelah ini kau menghilang lagi entah kemana, lalu esok muncul lagi di hadapanku dan merusak semuanya!" kata Angela emosi. Lelaki itu terdiam mendengar kata-kata Angela.
Tiba-tiba Angela berdiri dan menengadahkan tangannya ke hadapan lelaki itu.
"Apa?"
"Uang!"
"U, uang?"
"Kau lihat itu?" Angela menunjuk mobilnya yang menjelma menjadi barang rongsokan.
"Ck! Baik, berapa nomor rekeningmu?"
"Tidak! Aku mau uang tunai. Aku tidak akan percaya dengan orang sepertimu."
"Aku tidak membawa uang sepeserpun!"
"Baik! Ayo ke rumahmu, dan ambil uangmu!"
"Hm, sebelum itu, kau punya uang untuk membeli tiket ke Brunei Darussalam??" kata lelaki itu sambil mendekatkan wajahnya ke arah Angela.
"Bru-Brunei? Kau memerasku, ha?!"
"Rumahku di sana, Tuan Puteri!"
Kali ini giliran Angela yang terdiam mendengar kata-kata lelaki itu.
"Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang? Pokok kau harus mengganti mobilku!" kata Angela.
"Entahlah. Seharusnya aku sudah di dalam pesawat sekarang. Sial Pasporku hilang." kata lelaki itu.
"Paspor?" Angela merogoh isi tasnya, "Maksudmu ini?" tanya Angela sambil menunjukkan buku kecil bersampul hitam itu.
"Hah?! Ternyata kau yang ambil!"
"Jangan asal tuduh! Kau sendiri yang menjatuhkannya di mobilku." bela Angela
"Cepat berikan!"
"Eits! Tunggu dulu!" Angela membuka paspor itu, "John Lee? Namamu John Lee?"
Tanpa menjawab pertanyaan Angela, lelaki itu menyabet paspornya lalu duduk di rerumputan memandang sungai.
"Baiklah, John Lee. Cepat pulang ke Brunei, lalu transfer uangnya." kata Angela sambil turut duduk di rerumputan.
"Namaku bukan John Lee."
Angela mengernyitkan dahinya.
"Aku Wu Chun."
"Tapi, di paspor itu jelas-jelas~...."
"Ini paspor palsu."
"Apa?!" Angela terhenyak mendengar penuturan Wu Chun.
Wu Chun menatap kosong cakrawala yang terbentang di depan matanya. Damai nan menakutkan.
------------------------------------------------
To Be Continued,,,,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar